MAKALAH
PSIKOLOGI UMUM GEJALA CAMPURAN
DOSEN PENGAMPU :
FAHRANI, S.Pd.I,. M.S.I
DISUSUN OLEH :
ANDREANI PUTRI 1301250933
HAYATULLAH 1301251057
HERFINA 1301250957
MARISNA 1301250979
NOOR HALIMAH 1301250997
SITI AMINAH 1301251030
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGARI
BANJARMASIN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Definisi psikologi berasal dari bahasa yunani “psycho”
yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara
etimologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya..
Berbicara
tentang jiwa terlebih dahulu kita harus dapat membedakan anatara nyawa dan
jiwa. Dimana nyawa adalah daya jasmanilah yang adanya tergantung pada hidup
jasmani yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar, misalnya instink,
reflex dan nafsu. Sedangkan jiwa,
jiwa adalah daya hidup rohaniah yang sifatnya abstrak yang menjad penggerak dan
penyalur bagi sekalian perbuatan pribadi.
Didalam
psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, diantaranya adalah gejala
perasaan, gejala kemauan dan gejala campuran. Dan yang akan kita bahas dalam
makalah kami adalah tentang gejala campuran, dimana gejala campuran itu terdiri
dari perhatian, sugesti dan kelelahan. Rumusan Masalah
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja pengertian dari perhatian?
2.
Apa saja hal yang bisa menarik
perhatian?
3.
Apa yang dimaksud dengan
kelelahan?
4.
Apa yang dimaksud dengan sugesti?
5.
Apa saja alat sugesti dan cara
mensugesti?
6.
Apa saja manfaat dan bahaya dari
sugesti?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan lebih rinci apa itu gejala
campuran dalam psikologi yang terdiri dari perhatian, kelelahan dan sugesti.
Selain itu juga kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB II
PEMBAHASAN
GEJALA CAMPURAN
(PERHATIAN,KELELAHAN,SUGESTI)
1. PERHATIAN
A. Pengertian Perhatian
Dalam
istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh
organisme dan kesadaran seseorang.
[1]. Perhatian ialah
konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan
sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain daripada itu.[2].
Perhatian adalah reaksi umum yang
menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu
objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga adalah merupakan
penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang bersangkutan.[3]
Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian adalah suatu kegiatan
jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai proses pemusatan phase-phase atau
unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya. Sedang menurut Drs. Dakir,
perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran dalam pemusatannya kepada
barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri kita.[4]
B.
Macam-Macam
Perhatian
Ada
beberapa macam perhatian, diantaranya ialah :
1. Perhatian Spontan dan Disengaja
Perhatian
Spontan (Perhatian Asli atau Langsung) ialah Perhatian yang timbul dengan
sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan.
Perhatian
Disengaja ialah Perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya
tujuan tertentu, biasanya ditujukan kepada sesuatu objek. Misalnya siswa SPG
mendapat tugas dari orang tuanya untuk belajar. Didorong oleh tugas dari orang
tua dan cita-citanya sendiri, maka setiap saat perhatiannya terhadap pelajaran
cukup besar. Mereka sadar bahwa berhasil atau tidaknya ujian,akan berpengaruh
kepada dirinya dan akan mempunyai arti besar bagi hidupnya.
2. Perhatian Statis dan Dinamis
Perhatian Statis ialah Perhatian
yang tetap terhadap sesuatu.Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya
kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannnya, dan dalam waktu yang
agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Misalnya,
Seorang anak memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Pelajaran itu cocok
untuknya. Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana music atau seni
masih cukup kuat tidak mudah berpindah kepada objek lain.
Perhatian Dinamis ialah Perhatian
yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek satu ke
objek yang lain.
3. Perhatian Konsentratif dan Distributif
Perhatian Konsentratif (Perhatian
Memusat) ialah Perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek (masalah) tertentu.
Misalnya, seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit. Saat itu
jiwa dipusatkan pada soal-soal aljabar dan erhatian tidak bercabang.Sifat ini
umumnya kukuh dan kuat tidak gampang pindah ke objek lain.
Perhatian Distributif (Perhatian
Terbagi-bagi) ialah Membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan
sekali jalan/dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, guru sedang mengajar, sopir
sedang mengemudi mobil, polisi lalu lintas bertugas ditengah-tengah jalan yang
ramai.
4. Perhatian Sempit dan Luas
Perhatian Sempit ialah orang yang
dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas,
sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai.Orang semacam itu tidak mudah
memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh
keadaan disekelilingnya.
Perhatian Luas ialah Orang yang
mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya. Perhatiannya tidak
dapat mengarah kepada hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah mencurahkan
jiwanya kepada hal-hal baru.
5. Perhatian Fiktif dan Fluktuatif
Perhatian
Fiktif (Perhatian Melekat) ialah Perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal
dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya.
Biasanya orang ini teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya
dapat ditangkap dan apa yang dilihatnya dapat diuraika secara obyektif.
Perhatian
Fluktuatif (Bergelombang) ialah Orang yang umumnya dapat memperhatikan
bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak saksama.Perhatiannya
sangat subyektif sehingga melekat pada hal-hal yang dirasa penting bagi
dirinya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian. Sebuah
perhatian tidak timbul begitu saja pada diri seseorang. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian menurut Abu Ahmadi
(2003) sebagai berikut.
1.
Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan
dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian
terhadap objek tertentu.\
2.
Latihan dan Kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan
tentang suatu bidang, tetapi karena hasil daripada latihan-atihan atau
kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang
tersebut.
3.
Kebutuhan
Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan
timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan,
sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya.
4.
Kewajiban
Kewajiban mengandung tanggung jawab yang harus
dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan
menyadari atas kewajibannya, maka orang tersebut tidak akan bersikap masa bodoh
dalam melaksanakan tugasnya, oleh karena itu orang tersebut akan melaksanakan
kewajibannya dengan penuh perhatian.
5.
Keadaan Jasmani
Keadaan tubuh yang sehat atau tidak, segar atau
tidak, sangat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap sesuatu objek.
6.
Suasana Jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan
sebagainya sangat mempengaruhi perhatian seseorang, mungkin dapat membantu, dan
sebaliknya dapat juga menghambat.
7.
Suasana di Sekitar
Adanya bermacam-macam perangsang di lingkungan
sekitar, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi,
keindahan, dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian individu.
8.
Kuat tidaknya Perangsang
Seberapa kuat perangsang yang bersangkutan
dengan objek itu sangat mempengaruhi perhatian individu. Kalau objek itu
memberikan perangsang yang kuat, maka perhatian yang akan individu tunjukan
terhadap objek tersebut kemungkinan besar juga. Sebaliknya kalau objek itu
memberikan perangsang yang lemah, perhatian juga tidak begitu besar.
Jadi banyak sekali faktor yang dapat
mempengaruhi perhatian seseorang terhadap orang lain, meliputi pembawaan,
latihan, kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa,
suasana lingkungan sekitar, kuat atau tidaknya rangsangan yang dapat
menimbulkan perhatian.[5]
D. Minat dan Perhatian
Minat dan perhatiaan pada umumnya dianggap sama/ tidak ada perbedaan.
Minat (interesse) adalah sikap jiwa seorang termasuk ketiga fungsi
jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan
itu unsur perasaan yang terkuat.
Perhatiaan adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek
tertentu. Di dalam gejala perhatian, ketiga fungsi jiwa tersebut diatas pun
juga ada, tetapi unsur pikiranlah yang terkuaat pengaruhnya.[6]
Minat ialah sesuatu pemusatan perhatiaan yang tidak disengaja yang
terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan
lingkungannya.[7]
E. Syarat-syarat Perhatian agar Mendapat Manfaat
1)
Inhibisi yaitu pelarangan atau
penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang-halangi masuk
kedalam lingkungan kesadaran.
2)
Appersepsi yaitu pengerahan dengan
sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan,pengertian dan sebagainya yang
telah dimiliki dan bersesuaian/ berhubungan dengan obyek pengertian.
3)
Adaptasi yaitu penyesuaian diri antara subyek dan
obyek.
Kalau ketiga syarat
tersebut (inhibisi, appersepsi dan adaptasi) dapat dipenuhi, maka cukuplah
perhatian seseorang terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan baik
dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan.
F.
Beberapa
Peristiwa dalam gejala Perhatian
1.
Perseverasi
(Menahan)
Peristiwa
ini terjadi kalau seseorang sangat terikat perhatiannya pada suatu objek
tertentu, sehingga sukar melepaskan perhatiannya dari objek tertentu.Karena
sangat tertarik pada objek tersebut maka sekalipun bermunculan objek baru,
objek baru itu tidak akan menarik perhatiannya.
2. Adaptasi
Peristiwa
kejiwaan ini bertentangan dengan perseverasi. Perhatian ini tidak terikat pada
suatu objek saja tetapi selalu berpindah-pindah dan mudah mnyesuaikan diri
dengan keadaan-keadaan baru.Peristiwa Adaptasi umumnya berlangsung pada orang
yang mempunyai perhatian lunak.
3. Osilasi
Yakni
keadaan perhatian yang tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur dan sering
terputus-putus. Misalnya seseorang yang mendengarkan ceramah tentang pelita dan
modes. Semula perhatiannya cukup besar, Setelah selesai ternayta ada bagian
yang tak tertangkap.Hilangnya bagian-bagian yang tak tertangkap itu berbarengan
dengan terputusnya perhatian orang terhadap ceramah tersebut.
4. Perhatian Bergerak
Peristiwa
ini perhatiannya berserakan, seakan-akan tidak mempunyai perhatian sama sekali
terhadap apa saja baik tentang dirinya maupun terhadap apa yang ada
disekitarnya. Peristiwa ini sebagai akibat dari adanya perseverasi.
G. Jenis-jenis Perhatian
Perhatian
dapat dibedakan menurut bentuk dan sifatnya. Masing-masing pembedaan itu
sebagai berikut :
i.
Menurut bentuknya, perhatian
dibedakan atas :
1.
Perhatian sengaja yaitu jenis
perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin
menangkap kesan lebih jelas.
2.
Perhatian tidak sengaja yaitu
jenis perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari individu untuk memusatkan
perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi indera secara tidak
sengaja terpusatkan pada bagian-bagian indera tertentu.
3.
Perhatian habitual yaitu
kecenderungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada hal-hal tertentu
dalam setiap keadaan lingkungan dengan meninggalkan perangsang-perangsang
lainnya.
ii.
Menurut sifatnya, perhatian dibedakan atas :
1.
Perhatian spontan langsung atau
direct dan perhatian paksaan yaitu jenis perhatian yang tidak sengaja, individu
merasa senang terhadap obyek yang diamati.
2.
Perhatian konsentratif dan
perhatian distributif, mengacu pada obyek yang diamati.
3.
Perhatian sempit dan perhatian
persevatif.
H. Penyimpangan Perhatian (In-attention)
Penyimpangan
Perhatian Merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang pada suatu tertentu,dimana perhatiannya ditunjukkan
hal-hal lain,sehingga tidak sesuai dengan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Terbentuknya
penyimpangan perhatian didorong oleh faktor internal sesaat individu dalam
keadaan lapar, lelah dan sebagainya.
Beberapa cara
dalam mengatasi gangguan perhatian antara lain:
1. Memperkuat Motivasi
2. Memperkuat usaha dalam menjalankan suatu tugas
Beberapa petunjuk penting yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah konsentrasi dan perhatian antara
lain:
a) Singkirkan dan hindari sebanyak mungkin
kejadian-kejadian yang mengakibatkan terpecahnya perhatian dan minat.
b) Kerjakan satu tugas saja, Konsentrasikan
segenap minat dan perhatian pada penunaian tugas.
c) Sukses pada suatu usaha memberikan rangsangan
untuk mencapai sukses dalam usaha lainnya.
d) Memiliki pengetahuan siap yang cukup dan
mempergunakan pengalaman-pengalaman masa lampau untuk memecahkan
masalah-masalah baru (proses transfer of learning).
e) Bersikaplah tenang, hati-hati dan selalu
waspada.
f) Perbesarlah kemampuan adaptasi, agar bias lebih
peka terhadap perubahan situasi dengan segenap permasalahannya,sehingga bias
memecahkan setiap permasalahan dengan cara yang sehat.
g) Singkirkan hambatan-hambatan emosional dalam
usaha pengkonsentrasian diri dan pencurian minat.Misalnya, rasa enggan, takut,
cemas, minder dan lainnya.Sebab hambatan dan gangguan emosional itu dapat
membuat seorang yang menjadi pemimpin yang enggan bekerja.
2.
KELELAHAN
A. Pengertian Kelelahan (Fatigue)
Pengertian Kelelahan secara sempit
memang hanya sebats lelah fisik yang dirasakan saja. Hal ini dikarenakan setiap
orang yang merasakan kelelahan hanya terbatas pada keluhan-keluhan fisik yang
mereka rasakan saja.
Kelelahan adalah perpaduan dari wujud penurunan
fungsi mental dan fisik yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga
mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun (saito,1999).
Menurut kroemer 1997, kelelahan
merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah dan kita akan mersa segan
dan aktifitas akan melemah serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh.
Kelelahan mempengaruhi kapasitas fisik, mental dan tingkat emosional seseorang,
dimana dapat mengakibatkan kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan
kemunduran reaksi pada sesuatu dan berkurangnya kemampuan motorik.
B. Gejala Kelelahan pada Manusia
Sejak lahir sampai menjelang
meninggal dunia manusia mempunyai dorongan –dorongan untuk bergerak dan
melakukan bermacam-macam kesibukan.
Gerak-gerak yang dlakukan itu tidak sama bentuk
dan tingkatannya, ada yang beruspa gerak-gerak reaksi, disusul gerak kaki dan
tangan, merangkak, berjalan, berlari, dan ada pula kesibukan-kesibukan bekerja,
kesemuanya membutuhkan kekuatan dan kemampuan.
Semua gerak dan kesibukan itu
mempunyai arti bagi manusia. Tetapi pada suatu saat kekuatan untuk berbuat itu
makin lama makin berkurang. Berkurangnya kekuatan bergerak (baik jasmani maupun
rohani), akan member pengaruh mengurangkan prestasi-prestasi yang akan dicapai.
Gejala berkurangnya manusia untuk melakukann sesuatu disebut
kelelahan/keletihan/kelesuan/kepenatan.
Sebaliknya kita mengetahui juga, bahwa tenaga
manusia itu ada batasnya.Batas itulah yang menunjukkan datangnya
keletihan.Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, orang melakukan kerja jasmani
dan rohani. Karena sesuatu kesibukan maka sampailah orang pada batas
kekuatannya dan saat itu tibalah keadaan lelah.
Sebenarnya kelelahan itu adalah
sesuatu keadaan atau kondisi, baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan
suatu dorongan tertentu.Namun demikian kelelahan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan manusia. Karena alasan itulah maka kelelahan dimasukkan
didalam gejala campuran.[8]
C. Sistem penggerak Kelelahan
|
D. Sebab-sebab Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena
berlangsungnya suatu aktifitas atau pekerjaan, baik aktifitas jasmani maupun
rohani. Maka ada kemungkinan:
1. Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani,
misalnya : mencangkul, berolahraga, berjalan jauh, memikul berat, bersepeda dan
sebagainya.
2. Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa,
misalnya memikirkan masalah–masalah yang pelik, lama berkonsentrasi,
mengerjakan soal-soal hitungan, membaca terlalu lama dan sebagainya.
E.
Macam-macam
kelelahan
1. Kelelahan Jasmani : Kalau kekuatan jasmani
berkurang, sehingga tidak dapat melkukan sesuatu dengan semestinya, maka orang
itu mengalami kelelahan jasmani.
2. Kelelahan Rohani : Kalau kekuatan jiwa
berkurang, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya,
maka orang itu dikatakan mengalami kelelahan rohani atau kelelahan jiwa.
Di samping kelelahan fisik, kita juga mengenal
kelelahan psikis. Pada kelelahan psikis sering muncul gejala lemas bagaikan
habis terkuras tenaga, dan muncul gangguan dalam funsi-fungsi psikis, misalnya
berkurangnya daya konsentrasi dan minat, hilang daya ingatan, cepat lupa dll.
Kelelahan otot tidak ada, akan tetapi lebih banyak muncul gejala nerveus dan
sakit kepala.
Gejala kelelahan dikelas tampak nyata
dengan penampilan sebagai berikut: orang / anak-anak menjadi gelisah, bergerak
kian kemari, kaki digeser-geserkan, tangan digerak-gerakan menjadi tidak
sabaran, menjadi ribut dan sukar dikendalikan, tiddak berminat, berulang-ulang
melihat jam, dll.
F. Hubungan kelelahan Jasmani dan Kelelahan Rohani
Manusia adalah suatu psiko-somatis,
selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan raganya.Oleh karena
itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan pula dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya.
Hal-hal yang mungkin terjadi:
1. Baik Kelesuan Jasmani maupun Rohani dirasakan
oleh seluruh pribadi.
2. Pekerjaan Jasmani dapat menimbulkan kelelahan
Rohani
3. Pekerjaan Rohani dapat menimbulkan kelelahan
Jasmani
4. Kelelahan Jasmani dapat mengurangi kegiatan
jiwa dan jasmani.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa antara
Jasmani dan Rohani, antara Kelesuan Jasmani dan Kelesuan Rohani mempunyai
hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi.
G. Pendapat-pendapat tentang kelesuan
1. Teori Inteksinasi (into = intra =dalam; toxicun
= racun)
Inteksinasi
berarti didalam badan kita telah terdapat atau terjadi racun yang dapat
menimbulkan kelesuan.Teori Inteksinasi termasuk teori lama. Pokok-pokok teori
tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
Tubuh kita bekerja, didalam tubuh kita terjadi pertukaran zat, peredaran
darah dan
pembakaran.Karena
pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran itu timbullah berbagai benda
sisa atau “ampas”. Sisa-sisa pembakaran itu masuk kedalam peredaran darah dan akhirnya
masuk kedalam susunan urat syaraf. Disinilah benda-benda itu menyebabkan
terbentuknya semacam benda berbisa atau beracun.Inilah yang menimbulkan rasa
lesu, baik Jasmani maupun Rohani, baik setempat maupun seluruh tubuh.
2. Teori Biologis
Tokohnya
: Thorndike. Teori ini termasuk teori baru yang mencari sebab-sebab kelesuan
dari hukum-hukum hidup manusia.
Thorndike
menunjukkan 2 peristiwa yang terjadi pada manusia. Apabila ia bekerja agak
lama, aan terjadi:
a. Pengurangan tenaga pada kita, pengurangan
tenaga itu menyebabkan timbulnya gejala kelesuan.
b. Perasaan bosan, pekerjaan dalam waktu lama
makin lama makin menimbulkan perasaan bosan.
Kebosanana
dapat menghambat kemajuan pekerjaan. Karena kebosanan berkuranglah perasaan
puas pada pekerjaan . Hal ini dirasakan juga sebagai kelesuan/kelelahan.
H. Usaha-Usaha Menghilangkan Kelelahan
Cara menghilangkan rasa lelah pada
umumnya orang beristirahat atau menghentikan apa yang dijalankan. Tentang
menghentikan aktivitas sudah tentu harus disesuaikan dengan jenis aktivitasnya.
1. Menghentikan pekerjaan jasmani untuk menghilangkan
kelelahan jasmani.
2. Menghentikan pekerjaan rohani untuk
menghilangkan kelelahan rohani
Disamping cara-cara tersebut, tentang istirahat
ini masih ada beberapa kemungkinan,
1. Untuk menghilangkan kelelahan jasmani, cukuplah
kiranya kalau orang menghentikan pekerjaan yang dilakukan, duduk-duduk, tidur
dan sebagainya.
2. Untuk menghilangkan kelelahan rohani
kadang-kadang orang tidak cukup menghentikan pekerjaan yang dilakukan, tetapi
kadang-kadang orang tidak perlu menghentikan sepenuhnya pekerjaan / berpikir
yang dilakukan.
Misalnya:
berjalan-jalan, menonton film, bersenda gurau dan sebagainya. Dengan cara
demikian biasanya kelelahan jiwa dapat hilang dan kembali kuat dan segar.
.
Maka
iklim pendidikan dan suasana kerja perlu dilengkapi antara lain dengan
persyaratan sebagai berikut :
1.
Adanya ventilasi yang baik, hawa
udara segar bisa masuk, penerangan lampu yang cukup, dan bangku/kursi yang
nyaman pas.
2.
Menyediakan waktu-waktu istirahat
dan waktu libur yang cukup sepanjang tahun.
3.
Pelajaran dan tugas-tugas
pekerjaan yang sulit dan berat, hendaknya diletakkan pada pagi hari / awal jam
pelajaran dan pekerjaan yang lebih mudah diletakkan pada siang/ petang hari.
4.
Adanya pengajar / pendidik yang simpatik, dengan suaranya yang lancar,
dan menimbulkan senang dihati. Sebab suara yang tinggi melengking / banyak
lamban menjemukan dan monoton, akan cepat melelahkan pendengarannya.
3. SUGESTI
A.
Pengertian sugesti
Sugesti (saran), ialah pengaruh terhadap jiwa dan tigkah
laku seseorang dengan maksud tertentu, sehingga pikiran, perasaan dan kemauan
terpengaruh olehnya, dan menuruti saja pengaruh tersebut, tanpa dengan
pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu.
Sugesti
adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan yang psikis dan segenap
perbuatan kita, dengan mana perasaan , pikiran dan kemauan kita sedikit /
banyak dibatasi oleh karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti disebut
sugestibel, dan mereka yang memiliki daya pengaruh terhadap orang lain disebut
sugestif.
Otosugesti
adalah sugesti yang keluar dari diri sendiri. Otosugesti itu mempunyai pengaruh
yang besar sekali tehadap sukses atau gagalnya usaha kiat. Kecemasan dan
ketidakpercayaan diri misalnya, memeberikan pengaruh sugestif yang melelahkan
pada pribadi. Sebaliknya optimisme dan kepercayaan diri memberi sugesti yang
poositif pada keberhasilan suatu pekerjaan.
Keadaan dimana seseorang sangat peka terhadap sugesti ialah
dalam keadaan hipnosia. Hipnosia adalah kondisi yang mirip sekali dengan tidur,
namun tetap disertai dengan unsur konsentrasi dan perhatian, dengan mana orang
yang bersangkutan terbuka sekali bagi sugesti-sugesti yang diberikan oleh
hipnotiseu (yang menhipnotisir), dan tidak peka terhadap perangsang-perangsang
lainnya.
Sugesti
mempunyai arti yang besar dalam pemestian dan fakta sosial, misalnya di
sekolah-sekolah, bidang perguruan, di balai pengadilan bidang pemerintahan,
penentuan keputusan, dll. Individu-individu yang bersangkutan akan tersugerir
oleh nasehat-nasehat, informasi-informasi lisan, tulisan disurat kabar, ucapan
saksi, dll. Betapapun besarnya pengaruh sugesti ini pada orang lain, namun
tetap saja ada batas pengaruhnya. Agar supaya sugesti-sugesti itu diterima,
diperlukan adanya psikis yang sama, yaitu pikiran dan perasaan yang kurang
lebih sejenis dalam kehidupan sendiri, sama dengan milik pemberi sugesti.
Semua
jenis pekerjaan bisa diperingan oleh sugesti-sugesti yang positif. Maka
kemampuan memberi sugesti yang positif ini dimasukan dalam kategori untuk seni
mengajar dan seni memimpin. Yaitu seni untuk membangkitkan gairah kerja dan
gairah belajar, menciptakan suasana yang menggembirakan, penuh harapan,
menimbulkan minat, dll. Namun hendaknya diusahakan agar anak didik tidak
bergantung pada sugesti-sugesti ini.
Sugesti
tersebut masih perlu diberikan selama anak atau orang dewasa yang bersangkutan
belum mampu memilih jalan hidupnya sendiri, dan memerlukan bimbingan. Dengan
begitu, sugesti juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan kemauan dan pemupukan
dan pemilihan motivasi. Lambat laun, sugesti-sugesti ini perlu dikurangi, agar
orang sampai pada pikiran sendiri, wawasan / insight sendiri keyakinan sendiri
dan tanggung jawab sendiri.
B.
Alat-alat sugesti, Seperti ;
1.
Pandangan mata. Misalnya dengan
pandangan mata yang menyala atau meredup orang dapat mencapai apa yang
dikehendaki, meskipun orang yang dipandang itu merasa terpikat atau terpaksa.
2.
Dengan suara (kata-kata). Misalnya
dengan kata-kata yang merayu atau kata-kata kasar seseorang dapat pula menuruti
kehendaknya.
3.
Dengan air muka. Orang dapat
seakan memaksa seseorang menuruti kehendaknya, bila ia mempergunakan air
mukanya. Misalnya dengan muka berseri, senyum, merah padam, kecut, sinis dan
lain-lainnya.
4.
Dengan suriteladan, sesungguhnya
orang tidak perlu memrintahkan sesuatu dengan kasar, keras bahkan dengan
ancaman kalau ia sendiri tidak menjalankan apa yang diperintahkan.
5.
Dengan gambar. Dengan teknik
reklame. Misalnya seseorang lekas terpengaruh dengan gambar bintang film, kemudian
menonton.
6.
Dengan semboyan. Ini misalnya yang
dipergunakan dalam memperbuat usaha yang besar. Misalnya dalam usaha merebut
kemerdekaan kita bersemboyan merdeka atau mati.
Orang
yang mengsugesti disebut sugestif. Dan orang yang mudah disugesti disebut
sugestibel.
C. Sugesti dan Sugestibel
1. Sugesti adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh
sugesti yang besar. Orang yang sugestif ialah orang yang mempunyai pengaruh
besar (orang yang mensugesti).
2. Sugestibel adalah sifat-sifat yang mudah kena
saran atau sugesti. Orang yang mudah kena pengaruh sugesti disebut orang yang
sugestibel. Orang yang sugestibel tidak cukup mampu member
pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan tentang sesuatu.Biasanya
sifat ini terdapat pada anak-anak kecil yang kurang perhatian, orang yang
kurang pengalamannya dan orang yang tidak terpelajar.
Sugesti
tidak selalu datang dari orang lain. Banyak yang datang dari diri sendiri. Dan
itu disebut dengan auto sugesti. Ini berguna untuk memberi cambuk supaya tidak
lekas putus asa. Dan biasanya dapat memberi kepuasan dalam mengusahakan
sesuatu. Misalnya :
1.
Dalam menghadapi hidup yang sulit,
orang tersebut harus bisa meyakinkan dirinya bahwa usahanya akan berhasil. Misalnya “ Aku akan berhasil”.
2.
Sudah beberapa jam anak itu tidak
menyelesaikan soal stereometri itu, lalu ia berbisik kepadanya sendiri,
sebentar lagi sampai. Dsb.
D.
Syarat-syarat yang memudahkan sugesti itu
terjadi yaitu :
1.
Sugesti karena hambatan berfikir.
2.
Sugesti karena mayoritas.
3.
Sugesti karena ingin keinginan
untuk meyakini dirinya sendiri.
E.
Manfaat sugesti dalam pendidikan
1.
Dengan sugesti anak yang malas, yang menderita rasa harga
kurang dan anak yang hampir putus asa, dapat menjadi seha, dengan sugesti yang
positif.
2.
Terutama dengan autosugesti, anak
dapat mengalami sesuatu semangat yang baru baginya. Ia menyadari kekuatannya,
kelebihannya, dan sebagainya.
3.
Denga suara yang lemah lembut,
sinar mata yang jernih, roman muka yang berseri dan bujukan yang manis, guru
bisa lebih berhasil mencapai maksugnya.
F.
Sugesti ini sering dipakai untuk :
1.
Pengobatan oleh dokter atau dukun.
2.
Demonstari-demonstrasi.
3.
Rapat-rapat raksasa.
4.
Pada diri sendiri (autosugesti).
5.
Pada pemeriksaan terdakwa.
6.
Sekolah.
7.
Perusahaan-perusahaan.
G.
Peran
Sugesti
Sugesti
mempunyai peran penting, baik dalam kehidupan pada umumnya, maupun di sekolah.
Dengan adanya sifat-sifat sugesti dalam kepemimpinan, maka akan terjadi:
1.
Pimpinan banyak disenangi anak
buahnya.
2.
Adanya kepercayaannya besar kepada
pimpinannya.
3.
Pimpinan akan dihormati, diturut
dan diperhatikan segala perintahnya.
Berpengaruhnya
sugesti di dalam lingkungan sekolah akan memberi kemungkinan:
1.
Anak-anak hormat kepada pimpinan/
gurunya.
2.
Anak-anak memperhatikan pelajaran
yang diberikan.
3.
Anak-anak sungguh-sungguh
melaksanakan perintah-perintah, suruhan-suruhan yang diberikan oleh guru.
4.
Nasihat-nasihat dan
petunjuk-petunjuk guru akan diturut anak-anak.
Karena
besarnya peranan sugesti di dalam pergaulan, maka pelaksanaan sugesti ini
dijalankan di berbagai lapangan, misalnya: di rumah sakit, dalam organisasi,
dunia perdagangan dan sebagainya[9]
H.
Bahaya dari sugesti
1.
Sugesti yang negative. Orang yang
memberi sugesti semacam ini dapat membunuh orang yang disugesti.
2.
Sugesti yang tidak tepat. Misalnya
seorang guru yang memerintahkan kepada muridnya dengan segala kekerasan. Sedang
ia sendiri tida melakukan seperti apa yang ia perintahkan. Guru inilah
sebenarnya merusak jiwa anak.
3.
Autosugesti yang berlebih-lebihan.
Dalam autosugesti kadang orang lupa kepada kesanggupan sebenarnya yang ada
padanya. Kemudian ternyata ia tidak berhasil, ia mudah sekali masuk kelembah
putus asa.
4.
Masa sugesti yang
berlebih-lebihan. Para demonstrasi misalnya, berkobar-kobar rasa binatangnya,
terhadap orang yang didemonstrasi. Apabila salah seorang dari demonstran ini
berbuat sesuatu mungkin hanya pura-pura, maka seluruh demonstran akan berbuat
semacam itu yang lebih bersungguh-sungguh. Karena itulah tidak jarang terjadi
pembunuhan dalam demonstrasi-demonstrasi.
5.
Sekolah harus berusaha agar
anak-anaknya dapat mengendalikan diri, supaya tidak mudah terlibat dalam
sugesti.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Didalam
psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, salah satunya gejala
campuran. Gejala campuran itu terdiri dari, perhatian, sugesti dan kelelahan.
Perhatian
merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktifitas atau kegiatan individu
yang ditujukan kepada suatu objek atau sekelompok objek baik yang datang dari
luar maupun yang datang dari dalam.
Kelelahan
ialah semacam peringatan dari jiwa kita, kepada jiwa dan raga, bahkan jiwa dan
raga telah mempergunakan kekuatan yang maksimal.
Sugesti
adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan yang psikis dan segenap
perbuatan kita, dengan mana perasaan, pikiran dan kemauan kita sedikit / banyak
dibatasi oleh karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti disebut
sugestibel, dan mereka yang memiliki daya pengaru terhadap orang lain disebut
sugestif.
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan,
2004, Diploma Psychilogy ( Psikologi Sosial ), Bandung Penerbit PT Refika,
Aditama
Karini
Kartono, 1990, Psikologi Umum. Bandung : Penerbit Mandar Maju
Sujanto,
Agus, 1993, Psikologi Umum, Jakarta ; Penerbit Bumi Aksara
Zuhairini
dan Sardjoe, 1984, Ilmu Jiwa Umum ; Penerbit Usaha Nasional
Noor ,M , Himpunan Istilah Psikologi
Dakir, Pengantar Psychologi Umum
Sujanto ,Agus, 2001, Psikologi
Umum, Cet 11, Jakarta ;
PT Bumi Aksara
Sujanto,Agus, 2001, Psikologi Umum, Cet 11, Jakarta ; PT Bumi Aksara
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/gejala-campuran-perhatian-kelelahan-sugesti-323428.html
[1] M. Noor HS, Himpunan Istilah
Psikologi, hal.134
[3] Drs.
Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi (
Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 ) Hal : 93
[4] Drs. Dakir, Pengantar
Psychologi Umum, hal.181
[8] http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/gejala-campuran-perhatian-kelelahan-sugesti-323428.html
izin share
BalasHapusBisa kasih foto buku2 nya
BalasHapusIzin share
BalasHapus